Halaman

Selasa, 05 Maret 2013

Ukiran Seni Kehidupan


Jangan ditanya, biar waktu yang menjawab semuanya, biar waktu yang membawa cintaku, dan biar Tuhan yang memutuskan.
 
Sebuah bentuk pernyataan yang membuat detak jantungku tak teratur, alirah darahku berdesir kuat, tubuhku kaku, dan mulutku terkunci rapat.
Aku tak membalas lagi pesan yang dikirimnya itu, karena aku terlelap tidur malam itu. Dan ketika fajar aku terbangun dan membalasnya.
Aku bukan hendak menanyakan kamauan sang waku, tapi kemauanmu untuk berusaha, untuk membangun komitmen yang pada Akhirnya Tuhan yang menentukan.
Dia tak menjawabnya sama sekali.
Aku tahu aku tak akan bisa merubah rencana yang Tuhan tetapkan untukku, aku hanya ingin mengetahui apakah dia serius dengan hubungan ini. Hanya itu saja. Hanya saja ia tak pernah peduli tentang semua ini.
“kenapa kamu diam saja.” Ucapnya.
“Aku tak apa-apa.” Jawabku singkat.
Dia tidak akan pernah mengerti. Sampai kapanpun wanita memerlukan kepastian. Kepastian yang membuat dirinya tak meragukan lagi hal yang ia takutkan. Aku tak ingin terlalu jauh bermimpi tentang semua hal indah yang ingin ku capai bersamanya tanpa ada sebuah komitmen. Yang pada akhirnya mimpi itu tak akan menjadi kenyataan.
Entah mengapa aku tak menyukai ia berkata seperti itu meski kenyataannya benar. Hanya saja dimataku saat itu ia tak memiliki rencana. Aku rasa wajar saja manusia memiliki rencana indah, memiliki kemauan tersendiri, jika pada akhirnya