Teruntuk saya dan seluruh perempuan
Sahabat sekalian berapakah umur kalian saat ini? Apakah telah mencapai umur 20-an?
Konon katanya ketika seorang perempuan telah memasuki umur 20-an pemikirannya akan semakin dewasa, mungkin kalian bisa merasakan perubahan pada diri kalian sendiri, entah itu dari segi pemikiran, perilaku, ataupun tindakan yang dilakukan. Di umur 20-an ini mungkin tidak jarang kerabat sekitar, teman-teman kita, sahabat, telah mendahului kita membangun sebuah rumah tangga, memasuki kehidupan baru yang berbeda dari kehidupan sebelumnya yang kita jalani. Nah bagaimana dengan sahabat sekalian? Apakah seperti yang saya sebutkan tadi telah memasuki kehidupan baru? Atau bahkan sedang sibuk melakukan hal-hal yang membuat kita belum terpikir kesana? Tak apa, tak ada yang salah, di usia itu kita berhak menentukan pilihan karena kita di tuntut untuk dewasa.
Kali ini saya akan membahas bagaimana kita belajar menjadi calon istri dan ibu yang baik. Sebenarnya saya sendiri belum memasuki gerbang rumah tangga, tapi saya ingin sedikit berbagi cerita bagaimana belajar menjadi seorang istri dan ibu.
Tidak masalah ketika kita belum terpikir untuk memasuki kehidupan rumah tangga dengan seorang laki-laki pilihan kita, tapi dalam relung hati kita yang terdalam pasti ingin memiliki seseorang yang bisa menggenapi kehidupan kita, berbagi cerita sampai akhir menutup mata kita. Usia 20-an membuat kita mengerti bagaimana kita merancang masa depan, akan menjadi apa kita ke depan dan apa yang akan kita bawa untuk bekal kehidupan ke depan. Di sadari ataupun tidak, tidak mungkin kita terus tergantung terdahap orang tua kita. Kita di tuntut matang dalam bertindak. Usia 20-an bukan lagi usia dimana kita bersenang-senang atau bermain-main seperti yang kita lakukan di masa sekolah. Usia ini adalah usia dimana kita harus memperbaiki diri, berupaya menjadi manusia yang berguna.
Untuk perempuan, ada istilah setinggi apapun kita berpendidikan ujung-ujungnya hanya akan di rumah mengurusi suami dan anak. Nah loh apa masih ada yang berpikir seperti itu di zaman sekarang? Memang tidak dapat dipungkiri hal itu melekat pada pemikiran yang kolot. Perempuan saya katakan itu istilah yang salah, memang benar kita sebagai perempuan pada akhirnya akan mengurusi suami dan anak kita kelak karena itu kodrat kita yang tidak mungkin dipungkiri, hal tersebut merupakan salah satu kasih sayang yang kita curahkan ketika hidup berumah tangga, tapi harus ditegaskan disini walaupun hal itu pasti terjadi tapi jangan tinggalkan pendidikan, ingatlah pendidikan itu penting, loh kenapa? Jelas karena ketika kita berpendidikan kita dapat mengajarkan sesuatu kepada anak kita kelak, ingatlah anak kita itu berhak mendapat ibu yang cerdas, karena dengan kecerdasan kita, kita akan mendidik mereka. Ingatlah sekolah pertama untuk anak kita adalah kita sendiri.
Dalam usia 20-an seorang perempuan hendaklah belajar memasak, mungkin diantara kita ada yang belum bisa memasak, tidak ada kata terlambat untuk belajar, belajar memasaklah karena saat kita menikah nanti kita dituntut untuk dapat memasak. Memasak menjadikan nilai plus untuk suami kita nanti, bahkan untuk mertua kita, apakah kalian tidak ingin membuatkan masakan enak untuk suami kalian sendiri, hasil tangan kalian. Suami yang baik akan senang memakan masakan kalian walaupun rasanya tidak begitu enak, tapi percayalah suami yang baik akan menghargai setiap apa yang kalian lakukan untuk dirinya. Dan apakah kalian juga tidak ingin memasakkan makanan untuk anak kalian nanti, anak kalian pasti akan bangga karena ibunya dapat memasak. Memasak makanan sendiri juga membuat keuangan kita menjadi lebih hemat, daripada harus makan di luar terus lebih baik memasak karena hasil masakan akan lebih bergizi juga sebab kita sendiri yang memilih bahan-bahan yang digunakan.
Perempuan belajarlah berhemat dan menabung. Mungkin kita dulu tidak begitu mengerti atau bahkan tidak mau tahu bagaimana orang tua kita banting tulang hanya untuk kesejahteraan keluarganya. Saat ini di usia kita belajarlah berhemat dan mulai untuk menabung. Kelak nanti ketika kita berumah tangga uang hasil jerih payah suami kita harus dapat kita kelola dengan baik, kita harus pisahkan mana uang untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan mana untuk ditabung, karena tabungan itu penting untuk kita berjaga-jaga terhadap pengeluaran yang tak terduga. Kita tidak mau kan menghambur-hamburkan uang hasil kerja keras suami kita?
Hal yang paling penting adalah belajar ilmu agama sebaik-baiknya, nah kenapa saya menulis ini di akhir padahal ini adalah hal yang paling utama, karena biasanya kita tidak ingat dengan tulisan-tulisan yang sebelumnya setelah membaca tulisan yang baru. Hehe.. Belajar ilmu agama sangat penting wahai perempuan, lagi-lagi ketika kita punya anak nanti, anak kita berhak mendapat ibu yang sholehah, mengajarinya ilmu agama dengan baik, untuk yang beragama Islam mulailah dengan sering membaca Al-Qur’an, anak kita nanti akan bertindak dengan melihat apa yang kita lakukan dibandingkan dengan apa yang kita nasehati. Ilmu agama adalah pegangan utama apalagi ketika kita menjadi seorang istri kita akan mencintai dan menghormati suami kita berdasarkan dengan apa yang diajarkan oleh agama kita. Kita dapat menghiasi keluarga kecil kita dengan kehidupan yang harmonis dan berpegang teguh pada ajaran agama, dengan hal tersebut insyaAlloh keluarga kita selalu dilimpahi rahmat-Nya. Menjadi istri yang sholehah juga tidak akan memberatkan suami kita. Jadilah sebaik-baiknya perhiasan dunia.
Mari mulai belajar menjadi seorang calon istri dan ibu yang baik. Apa yang saya paparkan tadi termasuk sedikit dari sekian banyak hal yang penting yang harus kita persiapkan dan hal tersebut merupakan keinginan saya juga serta saat ini saya sadar untuk mulai memperbaiki diri. Ingatlah perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, begitupun sebaliknya. Tidak ada kata terlambat untuk belajar.
